ForSains

Beragam Jenis Kelamin

Proses pembentukan kelamin itu bermacam macam. Pada reptil dan kura², tinggi rendahnya suhu selama perkembangan embrio lah yang menentukan jenis kelamin jantan atau betina.

Penentuan jenis kelamin mamalia terjadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin bayi manusia ditentukan oleh susunan kromosomnya saat pembuahan.
• Janin dengan kromosom XX akan menjadi perempuan.
• Janin dengan kromosom XY akan menjadi laki².

• 1991
Ditemukan bahwa gen SRY sebagai pengatur utama penentuan jenis kelamin. Gen SRY hanya ada pada kromosom Y. Gen inilah yang menyebabkan perkembangan kelamin laki².

Pada tingkatan janin, perkembangan jenis kelamin dimulai dari titik awal yang sama. Baik janin XX maupun janin XY mempunyai bentuk kelamin yang sama. Kelamin janin awal terdiri dari dua saluran :
• Wolffian/Mesonefrik (cikal bakal sistem reproduksi pria) dan
• Mullerian/Paramesonefrik (cikal bakal sistem reproduksi wanita).

Gen SRY mengaktifkan pembentukan testis pada sekitar 7 minggu usia janin. Setelah gen SRY aktif, kelamin janin berkembang menjadi testis, maka testis mulai memproduksi :
• Hormon Testosteron dan
• Hormon Anti-Müllerian, atau AMH.

Testosteron akan mengubah saluran Wolfian menjadi organ pria :
– Saluran yang menempel testis
– Saluran pembawa sperma dari testis dan
– Kelenjar penghasil air mani.
Testosteron juga akan mengontrol turunnya testis dari perut ke dalam skrotum. Sedangkan AMH meniadakan Müllerian (bakal kelamin perempuan).

Tanpa Testosteron dan AMH, saluran Wolfian akan menghilang, dan indung telur akan mengeluarkan Hormon Estrogen yang memicu saluran Mullerian berkembang menjadi :
– Rahim
– Saluran telur dan
– Vagina bagian atas.

Banyak sedikitnya hormon² di atas, akan mempengaruhi perkembangan jenis kelamin.

Banyak juga gen² lain yang turut andil dalam pembentukan kelamin :
– WT1
– SOX9 dan
– SF1

• 2018
Para ilmuwan di Murdoch Children’s Research Institute (MCRI) Melbourne telah menemukan lebih detail mekanisme pembentukan jenis kelamin janin.

Penentu pembentukan Testis bukanlah gen SRY, tapi gen SOX9 (yang berada di kromosom no.17) yang diaktifkan oleh gen SRY. Jadi gen SOX9 tidak akan bekerja menjadikan Testis tanpa perintah kerja dari gen SRY.

90% DNA manusia terdiri dari “DNA Sampah” (materi gelap / belum jelas fungsinya). DNA sampah tidak mengandung gen, namun sebagiannya berfungsi pengatur (meningkatkan / menurunkan) aktivitas gen. Pengatur DNA ini disebut Enhancer.

Jadi, kerja gen SOX9 untuk menjadikan Testis, selain diaktifkan oleh gen SRY, juga dipengaruhi oleh beberapa Enhancer yang ada dalam DNA Sampah. Bila aktivitas gen SOX9 terganggu, maka dapat menyebabkan bayi lahir dengan kelainan perkembangan jenis kelamin.

Di seluruh DNA manusia ada sekitar sejuta Enhancer yang mengendalikan aktifitas ke 22.000 gen manusia. Dalam Penelitian ini, mereka menemukan 3 enhancer yang bersama sama memastikan gen SOX9 diaktifkan secara maksimal dalam embrio XY.

• Didapati pasien dengan kromosom XX, yang harusnya berkelamin perempuan, tetapi karena memiliki ekstra Enhancer, maka meskipun tanpa ada gen SRY, gen SOX9 bisa teraktivasi pada tingkat tinggi yang berakibat bisa mengembangkan Testis.

• Ditemukan juga pasien dengan kromosom XY yang telah kehilangan Enhancer SOX9. Pasien kromosom XY dengan gen SOX9 tingkat rendah ini akan mengembangkan Ovarium, bukan testis. Jadi meskipun berkromosom XY, namun jenis kelaminnya perempuan.

Pembalikan jenis kelamin seperti ini disebabkan adanya Enhancer gen SOX9, yang kekuatannya melebihi pengaruh gen SRY.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan :

• Kromosom XX tidak selalu berjenis kelamin Perempuan.
• Kromosom XY tidak selalu berjenis kelamin Laki².
• Jenis kelamin bukanlah diskrit : Laki² atau Perempuan saja. Jenis kelamin itu tergradasi dalam rentang analog.

Kata dr. Ryu Hasan, Thailand sudah mengklasifikasikan ada 42 jenis kelamin.

Renungan :
Lalu bagaimana dengan beberapa agama yang memusuhi jenis kelamin di luar Laki² dan Perempuan ?

Yha…..
Kita musti bisa menyikapi dengan pikiran jernih & bijak :
• Agama itu diajarkan lebih dari 1000 tahun silam.
• Science pada saat itu belum mengenal Sel.
• Science pada saat itu belum mengenal Kromosom.
• Science pada saat itu belum mengenal Gen, apalagi istilah² semacam Enhancer, gen SRY, gen SOX9 dll.

 

꧋ꦤꦸꦂꦱꦺꦠꦲꦂꦢꦶꦥꦸꦠꦿꦤ꧀ꦠꦺꦴ꧉
(Nurseto Ardiputranto)
—–

Ref no.1 :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK222286/

Ref no.2 :
https://www.sciencedaily.com/releases/2018/12/181215141333.htm

Ref no.3 :
https://slu.adam.com/content.aspx?productid=117&isarticlelink=false&pid=17&gid=000110

Ref no.4 :
https://www.nature.com/scitable/topicpage/genetic-mechanisms-of-sex-determination-314/#:~:text=Sex%20Determination%20in%20Mammals&text=In%20placental%20mammals%2C%20the%20presence,X%20and%20a%20Y%20chromosome.

Ref no.5 :
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Sexual_differentiation_in_humans

Ref no.6 :
https://www.wikidoc.org/index.php/Wolffian_duct

Ref no.7 :
https://radiopaedia.org/articles/wolffian-duct

Ref no.8 :
https://en.m.wikipedia.org/wiki/SOX9

Ref no.9 :
https://youtu.be/46cOmZ7Bdek

Ref no.10 :
https://www.researchgate.net/publication/330501914_The_Vulvar_Vestibule_a_Small_Tissue_with_a_Central_Position_Anatomy_Embryology_Pain_Mechanisms_and_Hormonal_Associations

Nurseto Ardiputranto

Add comment

Ukuran Huruf