Ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik untuk tubuh. Namun, beberapa jenis ikan ini mengandung Methylmercury yang bisa merusak otak. Kasus keracunan Merkuri pertama kali disadari pada tahun 1956 yang terjadi di Minamata Jepang.
Jumlah Merkuri pada ikan dan makanan laut lainnya bergantung pada spesies dan tingkat pencemaran lingkungannya. Secara keseluruhan, ikan yang lebih besar dan berumur panjang cenderung mengandung Merkuri lebih banyak.
Ikan yang lebih besar cenderung memakan banyak ikan yang lebih kecil, yang mengandung sedikit merkuri. Namun karena merkuri tidak mudah dikeluarkan dari tubuh, kadarnya menumpuk seiring waktu. Proses ini dikenal sebagai bioakumulasi.
Merkuri merupakan logam berat yang ditemukan secara alami di :
▪︎ Udara,
▪︎ Air, dan
▪︎ Tanah.
Senyawa ini dilepaskan ke lingkungan melalui beberapa cara, termasuk melalui proses industri seperti :
▪︎ Pembakaran batu bara, atau peristiwa alam seperti
▪︎ Letusan gunung berapi.
Ada tiga jenis merkuri, yakni :
▪︎ Organik,
▪︎ Anorganik, dan
▪︎ Unsur (logam).
Methylmercury (MeHg) adalah bentuk Merkuri organik yang sangat beracun bagi manusia. Methylmercury pula yang banyak ditemukan pada ikan.
Methylmercury beracun bagi sistem syaraf pusat, mulai dari otak hingga sumsum tulang belakang.
Senyawa ini bisa menyebabkan kerusakan permanen. Keracunan Methylmercury juga bisa menyebabkan beberapa kondisi seperti :
▪︎ Lumpuh otak,
▪︎ Kebutaan,
▪︎ Gangguan fungsi mental,
▪︎ Gangguan fungsi paru-paru, hingga
▪︎ Gangguan pertumbuhan.
Merkuri dapat meningkat secara bertahap pada orang dewasa. Kadar Merkuri yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal dan otak.
Kasus keracunan Merkuri telah terjadi di Jepang. Penyakit Minamata (MD) adalah keracunan Methylmercury (MeHg) yang terjadi pada manusia yang mengkonsumsi ikan dan kerang yang terkontaminasi oleh MeHg, yang dibuang sebagai limbah cair pabrik kimia Chisso Co. Ltd. Jepang.
Pada Mei 1956, MD pertama kali secara resmi ditemukan di kota Minamata, barat daya Pulau Kyushu Jepang. Produk laut di Teluk Minamata menunjukkan tingkat kontaminasi Hg yang tinggi (5,61 hingga 35,7 ppm). Kandungan Hg pada rambut pasien, keluarga mereka, dan penduduk pesisir Laut Shiranui juga terdeteksi pada tingkat Hg yang tinggi (maks. 705 ppm).
Merkuri sendiri sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya dari tubuh. Namun, hal tersebut membutuhkan waktu yang tak sebentar.
Oleh karena itu, perempuan yang berencana hamil disarankan untuk menghindari asupan ikan yang mengandung merkuri tinggi. Sebenarnya, semua ikan mengandung Merkuri. Namun, beberapa ikan mengandung merkuri dalam jumlah tinggi yang dapat berbahaya untuk kesehatan.
Kadar Merkuri pada ikan diukur dalam satuan bagian per juta (ppm). Berikut beberapa ikan yang mengandung merkuri tinggi, yang dirangkum dari pendapat Food and Drug Administration (FDA).
1. Ikan Jabad atau Tilefish (1,123 ppm)
Durasi hidupnya yang lebih lama dibandingkan ikan lain menjadi salah satu alasan tingginya kandungan merkuri dalam ikan ini.
2. Ikan Todak atau Swordfish (0,995 ppm)
Ikan todak memiliki tekstur daging yang tebal, lembut, dan gurih, sering disajikan dalam bentuk steak. Di pasaran, ikan ini biasanya dijual dalam bentuk fillet yang dibekukan dan sering disandingkan dengan ikan Dori.
3. Ikan Hiu (0,979 ppm)
Meskipun ikan hiu dikenal sebagai predator laut yang menakutkan dan dilindungi, dalam beberapa budaya, dagingnya kerap disajikan dalam hidangan lezat.
4. Tenggiri (0,730 ppm)
Ikan ini sering digunakan untuk Pempek. Ikan ini memiliki usia yang relatif panjang (20 tahun), makanya Merkuri bisa menumpuk di dalam tubuh tenggiri dari waktu ke waktu.
5. Ikan King Mackerel (0,730 ppm)
Ikan ini bukan makarel kalengan yang sering ditemukan di supermarket. King Mackerel berukuran besar, dengan berat rata-rata mencapai 40 kilogram.
6. Ikan Tuna Mata Besar atau Big Eye Tuna (0.689 ppm)
Ikan ini memiliki tubuh yang memanjang dan kekar, mirip torpedo, dengan ukuran yang bisa mencapai 236 sentimeter. Rasa dagingnya mirip dengan tuna lainnya, namun kandungan merkurinya yang tinggi membuat ikan ini disarankan untuk dihindari.
7. Ikan Orange Roughy (0,571 ppm)
Ikan predator ini hidup di gunung bawah laut dan dapat ditemukan di berbagai cekungan laut di seluruh dunia. Umurnya yang bisa mencapai 150 tahun membuat ikan ini bermerkuri tinggi.
8. Ikan Marlin (0,485 ppm)
Daging ikan marlin memiliki tekstur yang lembut dan juicy dengan rasa yang sedikit asam. Rasa daging ikan marlin sangat unik dan kaya dengan aroma laut yang lezat.
9. Ikan Tuna (0,350 ppm)
Beberapa jenis ikan tuna, termasuk tuna albacore, memiliki kandungan merkuri yang cukup tinggi dan perlu diwaspadai dalam konsumsi sehari-hari.
10. Ikan Barramundi atau Bass (0.167 ppm)
Ikan ini tersebar luas di wilayah Hindia-Pasifik Barat, mulai dari Asia Tenggara hingga Papua Nugini. Meski masuk dalam kategori ikan dengan kandungan merkuri sedang, konsumsi tetap perlu diperhatikan.
11. Lobster (0,166 ppm)
Lobster menjadi salah satu jenis seafood yang disukai banyak orang. Sayangnya, ikan yang satu ini juga mengandung merkuri dalam tingkat sedang.
Demikian daftar 10 ikan dengan kadar merkuri tinggi. Hati-hati sebelum memilih sumber protein Anda.
Bekasi, Rabu Kliwon, 30.10.24
꧋ꦤꦸꦂꦱꦺꦠꦲꦂꦢꦶꦥꦸꦠꦿꦤ꧀ꦠꦺꦴ꧉
(Nurseto Ardiputranto)
———-
Ref.1
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20241026152111-33-583283/10-ikan-dengan-kandungan-merkuri-tinggi-wajib-cek-sebelum-beli
Ref.2
https://mamasewa.com/ikan-yang-tidak-boleh-untuk-mpasi/
Ref.7
https://www.ucsfhealth.org/medical-tests/methylmercury-poisoning
Ref.8
https://www.slideshare.net/YuyunIsmawati/21-feb2014-tlui-hg-global-challenge-local-problems
Ref.9
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7734058/#:~:text=Minamata%20disease%20(M.,Ltd.).
Add comment