Pada musim panas 1947, seorang pakar psikologi dan limu perilaku, Burrhus Frederic Skinner, dari Harvard University, AS, melakukan studi untuk mengetahui apakah hewan juga memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang bisa dinilai sebagai Ritual. Bagaimana proses terjadinya Ritual Religius Merpati ?
Skinner merancang sebuah kotak kedap suara yang di dalamnya terdapat :
• Beberapa lampu dengan warna berbeda
• Sebuah tombol atau tuas non fungsional, dan
• Ceruk tempat masuknya pakan hewan.
Kotak ini dimaksudkan sebagai sebuah “Sensory Deprivation Chamber” (ruang perampasan sensorik) bagi hewan percobaan. Hewan yang dimasukkan di sana hanya dapat menerima stimulus sensorik yang bisa dikendalikan oleh si operator. Belakangan kotak ini dijuluki sebagai Kotak Skinner.
– Skinner mencoba memasukkan beberapa burung merpati secara bergantian ke dalamnya.
– Merpati yang menjadi subyek penelitian Skinner bukan merpati sembarangan, melainkan merpati yang sudah dibuat selalu lapar dengan cara menurunkan berat badannya tinggal 75% berat normalnya.
– Selama di dalam kotak skinner, burung merpati itu diberikan makan dengan interval waktu yang acak, terlepas dari apapun yang dilakukan oleh si burung.
Di akhir penelitian, Skinner mendapatkan sesuatu yang menarik :
• 75% merpati memiliki Ritual Khusus yang sangat berbeda satu sama lain.
– Ada yang suka berputar putar melawan arah jarum jam di dalam kandang,
– Ada yang suka mematuk matuk tombol,
– Ada juga yang suka menggeleng gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri yang disebut dengan istilah gerakan pendulum.
Itu semua dilakukan dengan harapan mendapatkan makanan.
Mereka tidak tahu bahwa makanan dimasukkan ke dalam kandang secara acak, namun mayoritas di antara para burung itu seolah
“Percaya bahwa dengan melakukan ritual tertentu, maka makanan bisa mereka peroleh“.
Eksperimen Skinner ini membuktikan bahwa :
“Ketika individu (merpati) diletakkan di bawah tekanan dan tanpa berbekal pengetahuan apapun tentang cara bertahan hidup, mereka akan mengembangkan perilaku ritual religius yang berbasis takhayul”.
Bagaimana dengan manusia ?
Apakah manusia juga menunjukkan hasil yang sama jika mereka menjadi subyek eksperimen yang serupa ?
Surabaya 08.07.23
Hendy Wijaya
———-
Ref no.1 :
psychclassics/Skinner/Pigeon/
Ref no.2 :
psycnet
Ref no.3 :
wikipedia/Operant_conditioning_chamber
Add comment