Oleh: Tauhid Nur Azhar
Saat ini tengah trending penggunaan ChatGPT, platform percakapan di internet (chatbot) berbasis openAI yang membuat takjub banyak pengguna. Tak lama setelah diluncurkan sudah ada sekitar satu juta user yang mencoba keandalannya dalam menjawab dan menyelesaikan berbagai pertanyaan dan tugas yang diberikan.
ChatGTP menjadi terobosan revolusioner di ranah cognitive artificial intelligence yang selama ini dianggap masih berada di zona fiksi ilmiah. Penggunaan kecerdasan artifisial dalam aspek kognisi, yang dapat memberikan solusi dan memiliki berbagai kemampuan terkait intelijens.
ChatGTP telah membuka kotak Pandora, berbagai kemungkinan untuk mengembangkan sistem hibrida antara mesin dan manusia. Menghasilkan sistem supra-kognisi gabungan antara kecerdasan manusia dan daya analitik mesin yang nyaris tiak berbatas.
Lautan data yang selama ini belum dapat dioptimasi pemanfaatannya akan dapat didayagunakan dengan kehadiran ChatGPT-openAI. Melalui pola berpikir modeling matematika dan mekanisme sistematik bermetodologi,
ChatGTP bisa memecahkan soal matematika dengan pendakatan terstruktur. Juga bisa sangat membantu untuk beberapa fungsi matematika tingkat tinggi, pengembangan dari statistik stokastik dan matematika diskrit. Menjadi kunci pembuka penyelesaian dari berbagai perhitungan yang memerlukan kapasitas super-komputasi, seperti fisika kuantum dengan konsep super posisi dan quantum entanglement.
Di masa depan, ketika sains mampu membuat terobosan temuan material cerdas berukuran nano, dan digabungkan dengan bioteknologi, editing serta rekayasa genetik. Kemudian diintegrasikan dalam pendekatan interfacing antara entitas biologis dan mesin, seperti yang saat ini diupayakan melalui proyek Neuralink. Berbagai kemungkinan yang sebelumnya tidak pernah bisa kita bayangkan akan menjadi nyata.
Kemungkinan hadirnya manusia super-cerdas, dengan kapasitas intelijensia nyaris tak terbatas, menjadi terbuka. Keterbatasan kapasitas neuron otak manusia akan dapat teratasi, ketika sistem koneksi bioelektronik antara otak dengan mesin cerdas bisa diperantarai, sebagaimana dimaksudkan melalui ChatGPT-OpenAI
Kegunaan ilmu advanced biomaterial, antara lain untuk merekayasa konstruksi sel biologi, memiliki sistem catudaya tersendiri sehingga dapat terkoneksi dan melakukan transmisi data dengan mesin secara vis a versa.
Sistem itu memungkinkan untuk mengonversi energi fosfat menjadi baterai elektron biologis. Bisa membantu proses integrasi dengan sistem (internet) yang difasilitasi oleh generasi pasca 5G. Sehingga menghadirkan fully connected space yang seamless dan limitless. Konektivitas tanpa batas, yang bahkan dapat menjembatani antar entitas yang selama ini berbeda karakter dan identitas.
Teknologi Neuralink dan ChatGPT baru permulaan, demikian pula inovasi material cerdas dan teknologi komunikasi yang bermain di spektrum frekuensi. Menjadi awal dari revolusi sains dan teknologi yang bahkan tak terbayangkan saat ini.
Jka komputasi kuantum bisa dioptimasi dan sepenuhnya terealisasi, maka konsep super-posisi akan memberikan tingkat kecepatan dan volume operasi komputer yang tak terbayangkan saat ini.
Ketika mesin cognitive artifisial intelligence, yang serba bisa dan serba tahu, telah terintegrasi dan terinstalasi dengan manusia, Gadget dan device akan menyatu dalam tubuh manusia, menjadi seperangkat piranti bioteknologi. Perangkat yang dapat diprogram melalui rekayasa genetik dan DNA dengan menyisipkan beberapa kode penyandi molekul sesuai kebutuhan.
Jika implantasi struktur nano, perangkat keras yang mengoneksi manusia dengan sistem (mesin) cerdas universal terwujud. Kelak ummat manusia akan menyatu dalam satu kesadaran global, untuk mengonstruksi terwujudnya sebuah dunia baru. Dunia yang sama sekali belum bisa kita ketahui seperti apa wujudnya nanti. Selamat datang di peradaban masa depan.
Penulis adalah dokter, peneliti di Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas.
Lukas Luwarso
Add comment