ForSains

GILGAMESH Inspirator Kisah Banjir Besar

Kumpulan tablet tembikar Gilgamesh yang ditemukan di Irak telah berusia 27 abad SM. Pada tablet ke IX Gilgamesh, berkisah tentang Para Dewa yang menghukum manusia dengan banjir besar yang menenggelamkan seluruh dunia, karena tidak taat lagi pada Dewa. Sangat mirip dengan kisah nabi Nuh.

Bermula dari penemuan arkeolog Hormuzd Rassam (1826 – 1910). Rassam adalah seorang arkeolog Timur Tengah dan Asyur (Irak) dari Kekaisaran Ottoman, yang kemudian beremigrasi ke Inggris.

Pada 1852 ~ 1854, Rassam melanjutkan kerja ekspedisi Arkeologi Layard (arkeolog seniornya) di daerah Nimrud dan Niniwe. Banyak penemuan penting yang diperolehnya. Termasuk penemuan tablet tanah liat, Epik Gilgamesh, rangkaian puisi yang tertua di dunia. Tablet² itu ditulis dalam Huruf Paku, bahasa yang baru saja ditemukan dan diterjemahkan setelah 1.000 tahun tidak dikenal.

Pada Nopember 1872, tablet² temuan Rassam diterjemahkan oleh George Smith, seorang perintis Assyriologist Inggris. Ketika Smith menyadari apa arti syair dalam tablet ke XI yang dibacanya, dia “melepas pakaiannya” dan menari di sekeliling ruangan sambil berteriak kegirangan. Persis saat momen Archimedes menemukan Hukum Gaya Apung Archimedes pada tahun 250 SM.
EUREKA….!!

Sebagian besar isi tablet hanyalah catatan harian & ramalan. Namun ada sesuatu yang luar biasa. Saat Smith menerjemahkan kata demi kata dari tulisan Paku, sebuah cerita yang familier terungkap :

• Ada dewa yang menghukum umat manusia dengan Bencana Banjir.

• Satu orang yang dipilih untuk bertahan hidup menggunakan perahu yang dibangun khusus yang diisi dengan hewan dan biji biji an.

• Setelah banjir, burung burung dilepaskan untuk menemukan lahan kering.

– Ini bukan kisah nabi Nuh dan bahtera nya.
– Ini bukan Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani (dalam Kristen : Perjanjian Lama).

Apa yang ditemukan Smith hanyalah satu bab dalam kisah luas Mesopotamia yang sekarang dikenal sebagai Epik Gilgames. Epik ini ditulis pada 1.800 SM (±1.000 tahun sebelum Alkitab Ibrani).

Raja Gilgamesh memerintah Uruk pada abad ke-27 SM. Pada saat itu Uruk memiliki 50,000 ~ 80,000 penduduk yang tinggal di dalam area berdinding 6 km². Uruk adalah kota terbesar di dunia saat itu.

Januari 1873, Edwin Arnold, editor The Daily Telegraph, mengatur agar Smith pergi ke Niniwe atas biaya surat kabar itu dan melakukan penggalian dengan maksud untuk menemukan bagian² yang hilang dari cerita Air Bah. Ekspedisi ini tidak hanya menemukan beberapa tablet yang hilang, tetapi juga fragmen yang mencatat suksesi dan durasi dinasti Babilonia.

Penemuan Smith mengguncang fondasi keilmuan Alkitab. Dia berpendapat bahwa :
“Beberapa dari isi Alkitab Ibrani dipinjam dari peradaban tetangga“.

Louise Pryke, peneliti kehormatan di University of Sydney, mengatakan bahwa :
• “Narasi banjir dalam Kitab Kejadian terinspirasi oleh kisah Gilgamesh.”

• “Ini adalah budaya yang saling mempengaruhi. Cerita mereka saling mempengaruhi.”
—–
Renungan :
• Hebat sekali leluhur Homo Sapiens yang di Mesopotamia. Pada tahun 2.000 SM sudah bisa menuliskan suatu kisah yang bisa menginspirasi kebudayaan lain lintas jaman.

• Bahkan kisah tersebut masih diyakini sebagai suatu sejarah yang benar benar pernah terjadi.

• Bahkan diyakini oleh 55% manusia moderen, hingga 4.000 tahun setelah Gilgamesh ditulis.

Catatan :
Detil isi tablet ke XI Gilgamesh, saya lampirkan di akhir narasi ini.

Jakarta, Sabtu Pahing, 27.11.21

꧋ꦤꦸꦂꦱꦺꦠꦲꦂꦢꦶꦥꦸꦠꦿꦤ꧀ꦠꦺꦴ꧉
(Nurseto Ardiputranto)
—–

Isi tablet Ke XI Gilgamesh

Baris 1~203, Tablet XI (judul ditambahkan untuk kejelasan)

Ea Membocorkan Rencana Rahasia :
1. Utnapishtim memberi tahu Gilgamesh sebuah kisah rahasia yang dimulai di kota tua Shuruppak di tepi Sungai Efrat.

2. “Dewa agung”
• Anu,
• Enlil,
• Ninurta,
• Ennugi, dan
• Ea
disumpah untuk merahasiakan rencana mereka menyebabkan banjir.

3. Tetapi dewa Ea (Dewa Sumeria Enki) mengulangi rencana itu kepada Utnapishtim melalui dinding buluh di rumah buluh.

4. Ea memerintahkan Utnapishtim untuk menghancurkan rumahnya dan membangun perahu, berapa pun biayanya, untuk menjaga makhluk hidup tetap hidup.

5. Perahu harus memiliki dimensi yang sama dengan lebar dan panjang yang sesuai dan ditutupi seperti perahu Apsu.

6. Utnapishtim berjanji untuk melakukan apa yang Ea perintahkan.

7. Dia bertanya kepada Ea apa yang harus dia katakan kepada para tetua kota dan penduduk.

8. Ea mengatakan kepadanya untuk mengatakan bahwa Enlil telah menolaknya dan dia tidak bisa lagi tinggal di kota atau menginjakkan kaki di wilayah Enlil.

9. Dia juga harus mengatakan bahwa dia akan pergi ke Apsu “untuk tinggal bersama tuanku Ea”.

10. Catatan : ‘Apsu’ dapat merujuk ke rawa air tawar di dekat kuil Ea/Enki di kota Eridu.

Membangun Dan Meluncurkan Kapal :
1. Tukang kayu, pekerja buluh, dan orang lain berkumpul pada suatu pagi.

[garis yang hilang]

2. Lima hari kemudian, Utnapishtim membuat dinding luar perahu sepanjang 120 hasta .

3. Sisi² bangunan atas memiliki panjang yang sama 120 hasta.

4. Dia juga membuat gambar struktur interior.

5. Kapal itu memiliki enam geladak yang terbagi menjadi tujuh dan sembilan kompartemen.

6. Sumbat air didorong ke bagian tengah.

7. Tiang dan hal² lain yang diperlukan diletakkan.

8. Tiga kali 3.600 unit bitumen mentah dilebur dalam kiln dan tiga kali 3.600 unit minyak digunakan selain dua kali 3.600 unit minyak yang disimpan di kapal.

9. Sapi dan domba disembelih dan ale, bir, minyak, dan anggur dibagikan kepada para pekerja, seperti pada festival tahun baru.

10. Ketika perahu selesai, peluncurannya sangat sulit. Sebuah landasan tiang digunakan untuk menggeser perahu ke dalam air.

11. Dua pertiga dari perahu itu berada di dalam air.

12. Utnapishtim memuat perak dan emasnya ke dalam perahu.

13. Dia memuat “semua makhluk hidup yang saya miliki.”

14. Kerabat dan pengrajinnya, dan “semua binatang dan binatang di padang” naik ke perahu.

15. Waktunya tiba, seperti yang dinyatakan oleh dewa Shamash, untuk menutup pintu masuk.

Badai :
1. Pagi² sekali saat fajar, awan hitam muncul dari cakrawala.

2. Cuacanya menakutkan.

3. Utnapishtim menaiki perahu dan mempercayakan perahu beserta isinya kepada master perahunya Puzurammurri yang menyegel pintu masuk.

4. Dewa guntur Adad bergemuruh di awan dan dewa badai Shullar dan Hanish melintasi gunung dan daratan.

5. Erragal mencabut tiang tambatan dan tanggul meluap.

6. Para dewa Anunnaki menerangi tanah dengan kilat mereka.

7. Ada keterkejutan tercengang atas perbuatan Adad yang mengubah segalanya menjadi kegelapan.

8. Tanah itu hancur seperti pot.
Sepanjang hari angin selatan bertiup dengan cepat dan air membanjiri orang² seperti serangan.

9. Tidak ada yang bisa melihat rekan² nya. Mereka tidak bisa mengenali satu sama lain di torrent.

10. Para dewa ketakutan oleh banjir dan mundur ke surga Anu. Mereka meringkuk seperti anjing yang berbaring di dinding luar.

11. Ishtar memekik seperti wanita yang sedang melahirkan.

12. Nyonya para dewa meratap bahwa masa lalu telah berubah menjadi tanah liat karena “Aku mengatakan hal² jahat di Majelis Para Dewa, memerintahkan malapetaka untuk menghancurkan umatku yang memenuhi laut seperti ikan.”

13. Dewa² lain menangis bersamanya dan duduk menangis tersedu sedu, bibir mereka terbakar, kering karena kehausan.

14. Banjir dan angin berlangsung selama enam hari enam malam, meratakan tanah.

15. Pada hari ketujuh, badai itu menerjang (berkali kali) seperti seorang wanita yang sedang melahirkan.

Tenang Setelah Badai
1. Laut menjadi tenang dan angin puyuh dan banjir berhenti. Sepanjang hari itu sunyi. Semua manusia telah berubah menjadi tanah liat.

2. Medannya datar seperti atap. Utnapishtim membuka jendela dan merasakan udara segar di wajahnya.

3. Dia berlutut dan duduk menangis, air mata mengalir di wajahnya. Dia mencari garis pantai di cakrawala dan melihat wilayah daratan.

4. Perahu itu bersarang dengan kuat di gunung Nimush yang menahan perahu selama beberapa hari, tidak memungkinkan bergoyang.

5. Pada hari ketujuh ia melepaskan seekor merpati yang terbang menjauh namun kembali lagi kepadanya. Dia melepaskan seekor burung layang², tetapi itu juga kembali padanya.

6. Dia melepaskan seekor gagak yang bisa makan dan mencakar, dan tidak berputar kembali ke perahu.

7. Dia kemudian mengirim ternaknya ke berbagai arah.

Pengorbanan :
1. Dia mengorbankan seekor domba dan mempersembahkan dupa di ziggurat pegunungan di mana dia menempatkan 14 bejana kurban dan menuangkan alang², cedar, dan murad ke dalam api.

2. Para dewa mencium bau harum hewan kurban dan berkumpul seperti lalat di atas kurban.

3. Kemudian dewi agung tiba, mengangkat lalat (manik² nya), dan berkata

4. “Ya dewa, sepasti aku tidak akan melupakan lapis lazuli (jimat) ini di leherku, aku akan mengingat hari² ini dan tidak akan pernah melupakannya. Para dewa mungkin datang ke persembahan kurban. Tapi Enlil mungkin tidak datang, karena dia membawa banjir dan memusnahkan orang² saya tanpa mempertimbangkan (konsekuensinya).”

5. Ketika Enlil tiba, dia melihat perahu dan menjadi marah pada dewa² Igigi.

6. Dia berkata, “Di mana makhluk hidup melarikan diri ? Tidak ada manusia yang selamat dari pemusnahan !”
Ninurta berbicara kepada Enlil dengan mengatakan, “Siapa lagi selain Ea yang bisa melakukan hal seperti itu ? Ea yang tahu semua rencana kita.”

7. Ea berbicara kepada Enlil mengatakan “Itu kamu, Dewa bijak. Bagaimana kamu bisa membawa banjir tanpa pertimbangan ?”

8. Ea kemudian menuduh Enlil mengirimkan hukuman yang tidak proporsional dan mengingatkannya akan perlunya belas kasih.

9. Ea menyangkal membocorkan rencana rahasia dewa kepada Atrahasis (= Utnapishtim), mengakui hanya mengiriminya mimpi dan mengalihkan perhatian Enlil ke pahlawan banjir.

Pahlawan Banjir & Istrinya Diberikan Keabadian & Diangkut Jauh
1. Enlil kemudian menaiki perahu dan menggenggam tangan Utnapishtim, membantunya dan istrinya naik ke atas tempat mereka berlutut. Berdiri di antara Utnapishtim dan istrinya, dia menyentuh dahi mereka dan memberkati mereka. “Dulu Utnapishtim adalah seorang manusia, tapi sekarang dia dan istrinya telah menjadi dewa seperti kita. Biarlah Utnapishtim tinggal jauh, di muara sungai.”

2. Utnapishtim dan istrinya diangkut dan menetap di “muara sungai”.
—–

Ref no.1 :
https://en.m.wikipedia.org/wiki/George_Smith_(Assyriologist)

Ref no.2 :
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Gilgamesh_flood_myth

Ref no.3 :
https://history.howstuffworks.com/history-vs-myth/gilgamesh.htm

Ref no.4 :
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Hormuzd_Rassam

Ref no.5 :
https://qsstudy.com/other/the-ancient-babylonian-flood-myth-that-inspired-noahs-ark-had-a-dark-twist

Ref no.6 :

https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:World_in_2000_BC.svg

—–

Nurseto Ardiputranto

6 comments

Ukuran Huruf