Charles Darwin mempublikasikan buku “On the Origin of Species” pada 1859, mengajukan Teori Evolusi berbasis pada seleksi alam. Teorinya segera mengundang kontroversi dan gugatan, karena bertentangan dengan teori penciptaan oleh Tuhan (kreasionisme) versi agama.
Tentu Darwin menyadari bakal munculnya gugatan dan hujatan atas Teori Evolusi-nya. Oleh karena itu, dalam bukunya ia memberikan sejumlah “kisi-kisi” bagaimana menyanggah teorinya. Salah satunya adalah, tulis Darwin, jika terbukti ada bagian struktur spesies yang terbentuk secara eklusif untuk keuntungan spesies lain, “maka hal itu akan meruntuhkan teori saya, karena itu berarti bukan hasil seleksi alam.”
Misalnya relasi mutualisma antara satu spesies dengan spesies lain, bunga dengan kumbang, itu karena untuk keuntungan masing-masing spesies, bukan cuma salah satu yang diuntungkan.
Darwin mendedikasikan satu bab khusus dalam buku “On The Origin of Species” bertajuk “Objections to The Theory”. Berisi sejumlah kemungkinan untuk menyanggah teorinya. Dan ia menjawab satu per satu berbagai poin yang bisa dipakai untuk menyanggah.
Salah satu cara melakukan falsifikasi (membuktikan kesalahan) pada Teori Evolusi adalah memakai temuan fosil yang bertentangan dengan eranya. Contohnya adalah ditemukan fosil mamalia di era Cambrian, analoginya ada fosil kelinci di era dinosaurus (Jurasic).
Berbagai sanggahan atas validitas Teori Evolusi sering diajukan, sepanjang jaman, selalu bisa dijawab dengan argumen dan bukti yang kuat. Dari sanggahan serius, terkait karakteristik genetik yang diwariskan, temuan Mendel, sehingga seolah tidak memerlukan seleksi alam, hingga ejekan bahwa manusia adalah keturunan kera. Sejauh ini belum ada argumen atau bukti yang bisa menyanggah validitas Teori Evolusi.
Sejumlah asumsi yang sering dipakai untuk menyanggah Teori Evolusi, tanpa disertai argumen yang solid atau bukti, antara lain adalah: Evolusi sering disepelekan sebagai “hanya teori” bukan fakta. Temuan fosil yang tidak lengkap, adanya “missing link”. Proses evolusi yang berlangsung jutaan tahun juga tidak bisa diamati secara langsung, itu sebabnya diragukan.
Teori evolusi juga dianggap tidak dapat menjelaskan proses munculnya kehidupan awal di Bumi, ini contoh kesalahpahaman memahami teori evolusi. Ilmu yang mempelajari dan berusaha menjawab soal kehidupan awal adalah Abiogenesis. Teori Evolusi adalah untuk menjelaskan asal-muasal bagaimana munculnya beragam spesies.
Bantahan yang paling menggelikan adalah, jika manusia berevolusi dari kera, mengapa masih terdapat kera. Ini juga contoh salah memahami Teori Evolusi, karena manusia memang bukan berevolusi dari kera. Manusia berevolusi bersama kera dalam satu era (termasuk gorila, monyet, simpanse, bonobo) sesama spesies hominid, sekitar enam juta tahun lalu.
Teori Evolusi Darwin menegaskan, alam melakukan seleksi terhadap beragam spesies yang muncul lahir di Bumi. Hanya spesies yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat bertahan hidup (sintas) dan mewariskan keturunan.
Teori Evolusi itu sulit dibantah dan disanggah karena Darwin mampu merumuskan teori dan temuannya secara valid. Darwin bahkan memberikan poin-poin untuk menyanggah teorinya, yang bisa ia jawab dengan baik. Dan hingga saat ini terbukti Teori Evolusi masih terbukti valid dan benar.
Lukas Luwarso
Add comment