Partikel plastik ada di mana-mana. Ia ditemukan di tempat terdalam bumi, yaitu Palung Mariana; ia juga ditemukan di tempat tertinggi Gunung Everest. Dan, sejumlah studi memberi tahu kita bahwa mikroplastik, yang didefinisikan sebagai potongan plastik dengan ukuran kurang dari 5 milimeter, juga ditemukan di dalam tubuh kita.
“Kita melihat genangan minyak dalam skala sangat besar,” kata Maria Westerbos, pendiri Plastic Soup Foundation, sebuah organisasi advokasi nirlaba yang berbasis di Amsterdam yang bekerja untuk mengurangi polusi plastik di seluruh dunia. Hampir semua plastik terbuat dari sumber bahan bakar fosil. Dan mikroplastik “ada di mana-mana,” tambahnya, “bahkan di dalam tubuh kita.”
Plastik adalah bahan yang tahan lama, serbaguna, dan murah untuk diproduksi, namun ia masih bisa lapuk oleh berbagai faktor seperti air, angin, sinar matahari, dan panas. Pelapukan inilah yang menyebabkan tersebarnya mikroplastik.
Para ilmuwan menemukan mikroplastik menyusup ke paru-paru manusia, plasenta janin, susu ibu, dan darah manusia. Ilmuwan mikroplastik Heather Leslie menemukan partikel plastik pada sampel darah 17 dari 22 orang dewasa sehat di Belanda yang menjadi sukarelawan untuk penelitiannya. Kini, para peneliti terus mencari tahu bahaya kesehatan apa yang mungkin ditimbulkan oleh mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Mikroplastik menjadi bagian yang melekat pada kehidupan sehari-hari kita. Ia ditambahkan secara sengaja ke dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi seperti pasta gigi dan sabun mandi. Ketika produk-produk ini dibilas, mikroplastik masuk ke dalam saluran pembuangan. Akibatnya, mikroplastik dapat terbawa ke dalam air limbah dan digunakan sebagai pupuk untuk lahan pertanian.
Meskipun masih ada banyak hal yang perlu diteliti, para ilmuwan mengingatkan bahwa keberadaan mikroplastik di dalam tubuh manusia adalah sinyal bahaya. Partikel plastik yang dihirup dapat merusak paru-paru seperti halnya partikel debu lainnya. Selain itu, beberapa jenis mikroplastik mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu hormon tubuh. Saat ini, masih banyak pengetahuan yang harus dikembangkan agar kita dapat memahami bagaimana partikel ini mempengaruhi tubuh manusia.
Bagaimana mikroplastik masuk ke tubuh kita
Penelitian menunjukkan bagaimana mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua cara: dihirup dan ditelan. Makanan dan air kita terkontaminasi mikroplastik. Studi di Italia menemukan adanya mikroplastik di dalam buah dan sayuran yang biasa dikonsumsi. Tanah yang terkontaminasi mikroplastik juga dapat membuatnya terserap ke dalam tumbuhan.
Pupuk dan irigasi dengan air yang terkontaminasi mikroplastik juga memberi dampak buruk terhadap lingkungan. “Lahan pertanian di Eropa dan Amerika Utara diperkirakan menerima jumlah mikroplastik yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lautan global,” kata Sophie Vonk, seorang peneliti di Plastic Soup Foundation.
Mikroplastik juga ditemukan di dalam air minum kita. Studi mencoba mengukur variasi tingkat paparan manusia terhadap mikroplastik, tetapi secara umum disimpulkan bahwa orang dapat mengkonsumsi ribuan partikel mikroplastik per tahun. Bayi mungkin menghadapi paparan yang lebih tinggi karena penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik dapat masuk ke dalam janin melalui plasenta, dan bayi juga bisa mengonsumsi partikel melalui air susu ibu.
Selain itu, partikel mikroplastik juga berada di udara.
Mikroplastik mencemari udara
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik yang terbawa oleh udara bisa masuk ke dalam paru-paru manusia dan mempengaruhi kesehatan. Konsentrasi mikroplastik dan nanoplastik di udara bervariasi tergantung lokasi, seperti di persimpangan jalan, stadion olahraga dalam ruangan, pabrik tekstil, dan ruang tamu.
Studi pada tikus menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat memengaruhi kesehatan, seperti mengganggu mikrobiota usus, menurunkan kualitas sperma dan kadar testosteron, serta memengaruhi fungsi kognitif. Namun, studi terhadap dampak kesehatan paparan mikroplastik pada manusia masih terbatas dan baru dimulai.
Beberapa bahan kimia yang ditambahkan ke plastik juga diketahui menyebabkan masalah kesehatan pada manusia. Bisphenol A (BPA), misalnya, yang digunakan untuk mengeraskan plastik, berdampak pada perkembangan anak-anak dan sistem reproduksi dan metabolisme pada orang dewasa. Phthalates, yang digunakan untuk membuat plastik lentur, berdampak negatif pada perkembangan janin dan masalah reproduksi pada orang dewasa. Ada juga bahan retardan api, yang membuat elektronik kurang mudah terbakar, berdampak pada sistem endokrin, reproduksi, dan perilaku. Beberapa bahan kimia ini sekarang telah dilarang penggunaannya pada produk baru di Uni Eropa dan Amerika Serikat karena efek neurotoksik dan gangguan kesehatan yang ditimbulkannya.
Secara umum, mikroplastik di udara dapat dianggap sebagai bentuk polusi udara dan dapat memengaruhi kesehatan manusia. Studi tentang dampak kesehatan paparan mikroplastik pada manusia masih terbatas, tetapi perlu diwaspadai.
Pendapat para ilmuwan tentang mikroplastik
Para ilmuwan di seluruh dunia saat ini sedang mencoba memahami efek mikroplastik pada manusia. Proyek Polyrisk, misalnya, sedang mempelajari paparan mikroplastik pada manusia melalui inhalasi udara di beberapa lokasi, seperti jalanan dengan lalu lintas padat, arena olahraga dalam ruangan, dan industri tekstil dan karet. MOMENTUM, yang terdiri atas 27 mitra riset dan industri dari delapan negara, mempelajari efek mikroplastik pada kesehatan manusia dan juga memeriksa nanoplastik.
Selain untuk mengetahui tingkat paparan manusia pada mikroplastik, para ilmuwan juga ingin memahami efek paparan mikroplastik dalam kehidupan nyata. Menurut Mark Leslie, profesor dan ilmuwan lingkungan di Danish Centre for Nanosafety di Universitas Kopenhagen, “Dalam kasus mikroplastik, dibutuhkan beberapa tahun lagi untuk memastikan dosis ambang batas toksisitas.”
Raymond Pieters, imunotoksikolog dari Institute for Risk Assessment Sciences di Universitas Utrecht, menekankan pentingnya prinsip pencegahan. “Kita sudah tahu ‘a’ dan ‘b’. Maka, kita bisa menduga ‘c’. Dan ‘c’ ini adalah risiko bagi kesehatan manusia.”
Agar paparan mikroplastik berkurang, orang dapat melakukan beberapa hal seperti meningkatkan sirkulasi udara dalam ruangan, memilih produk kosmetik tanpa mikroplastik, memilih pakaian dari serat alami, dan mengurangi konsumsi plastik. Wendy Melgert, profesor di departemen Farmakologi dan Toksikologi Molekuler di Universitas Groningen, menyarankan untuk memperhatikan ventilasi, membersihkan debu secara teratur, dan membeli perangkat penyaring mikroplastik.
Sementara itu, Dick Vethaak, profesor di Deltares Institute for Applied Geosciences, merekomendasikan untuk tidak memanaskan wadah plastik di microwave dan tidak meninggalkan botol air plastik di bawah sinar matahari.[]
Sumber:
https://www.sciencenews.org/article/microplastics-human-bodies-health-risks
https://www.plasticsoupfoundation.org/en/
AS. Laksana
Add comment