ForSains

Bagaimana Ilmuwan Abad Pertengahan Menyelidiki Dunia Ketika Metode Sains Belum Ada

Abad pertengahan sering dianggap sebagai era ketika manusia di kawasan Eropa (era periode tahun 500 – 1500 Masehi) mengalami “masa kegelapan”. Manusia tidak punya rasa ingin tahu untuk memahami alam semesta dan hanya tertarik pada hal-hal spiritualtas atau agama.

Namun, ini adalah gambaran yang tidak sepenuhnya benar. Banyak ilmuwan  tertarik pada fenomena alam dan berupaya menyusun penjelasan secara rasional. Mereka menyusun hipotesa, menggunakan berbagai macam mesin, alat, dan teori untuk menyusun penjelasan. Mereka juga mempelajari naskah-naskha klasik yang bersumber dari pengetahuan dunia Arab.

Abad Pertengahan sering dijuluki sebagai “abad kegelapan”, diperbandingan dengan masa keemasan pengetahuan era Yunani kuno dan datangnya revolusi sains. Munculnya teori alam semesta yang lebih akurat dari Copernicus, Galileo, Newton – dan berlanjut ke revolusi industri.  ‘Abad kegelapan’ dianggap sebagai era stagnasi, terutama dalam pemahaman tentang ilmu pengetahuan.

Penilaian yang tidak sepenuhnya fair. Salah satu bidang yang menarik perhatian para ilmuwan saat itu adalah mekanika, ilmu tentang gerak dan gaya. Mereka tidak hanya mempelajari mekanika secara teoritis, tetapi juga secara praktis, melakukan eksperimen, membuat model, dan menulis buku tentang topik ini. Mereka juga mengembangkan konsep-konsep penting seperti momentum, kecepatan, percepatan, gesekan, dan gravitasi.

Tulisan dan teori sejumlah pemikir abad pertengahan, seperti Jordanus de Nemore, dikutip oleh banyak filsuf terkemuka yang berkontribusi pada munculnya fisika baru pada abad ke-14 dan seterusnya, seperti Thomas Bradwardine, Nicole Oresme, Albert of Saxony dan John Dumbleton. Para penulis ini tertarik pada aplikasi-aplikasi ilmu beban, termasuk hidrostatika dan aerostatika (cabang-cabang mekanika yang mempelajari zat cair dan gas dalam kondisi kesetimbangan).

Meskipun ilmuwan abad pertengahan belum memiliki metode ilmiah atau matematika modern seperti yang kita miliki sekarang, mereka tetap berusaha untuk menjelaskan fenomena alam secara logis dan sistematis. Mereka menyadari, pengetahuan saat itu masih sangat terbatas. Namun mereka dapat dianggap sebagai pelopor fisika modern yang kemudian muncul pada abad ke-16 dan ke-17.

Fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena alam dan hukum-hukum yang mengaturnya. Bagaimana para pemikir abad pertengahan memiliki konsep tentang fisika?

Para pemikir abad pertengahan tidak menggunakan istilah “fisika” untuk menyebut bidang ilmu yang mereka teliti. Saat itu istilah yang dipakai adalah “filsafat alam”  atau “ilmu alam”. Mereka juga tidak menamakan diri  sebagai ilmuwan (scientists), melainkan sebagai filsuf atau teolog. Mereka tidak melakukan eksperimen laboratorium atau mengukur besaran fisik seperti kecepatan, massa, atau gaya. Namun lebih banyak mengandalkan nalar, otoritas, dan tradisi untuk memahami alam.

Para pemikir itu tertarik pada fenomena alam dan cara kerja benda-benda di sekitar mereka dan kekuatan-kekuatan yang ada di dunia. Mereka mencoba menjelaskan bagaimana mesin dan alat seperti katapel, jam air, atau roda bisa bergerak dan menghasilkan efek tertentu. Mereka juga mencoba menjelaskan bagaimana alat-alat seperti cermin, lensa, atau magnet bisa mempengaruhi cahaya, pandangan, atau berinteraksi dengan benda-benda lain. Mereka juga mencoba menjelaskan bagaimana kekuatan alam seperti gaya gravitasi, inersia, atau gesekan bisa mempengaruhi gerak benda-benda.

Dalam menjelaskan fenomena-fenomena ini, para pemikir abad pertengahan menggunakan konsep-konsep yang sekarang kita anggap sebagai bagian dari fisika modern. Mereka menggunakan konsep-konsep seperti momentum, impuls, energi potensial, energi kinetik, gaya sentripetal, gaya sentrifugal, gaya berat, gaya geser, dan lain-lain.

Mereka juga menggunakan prinsip-prinsip seperti hukum kekekalan momentum, hukum kekekalan energi, hukum aksi-reaksi, hukum paralelogram gaya, dan lain-lain. Mereka bahkan mencoba mengembangkan teori-teori yang menyatukan berbagai fenomena alam dalam satu kerangka yang konsisten dan rasional.

Tentu saja, para pemikir abad pertengahan tidak selalu benar dalam menjelaskan fenomena-fenomena alam. Mereka seringkali membuat kesalahan yang disebabkan oleh kurangnya pengamatan empiris atau pengaruh ajaran agama. Mereka juga seringkali terjebak dalam perdebatan yang tidak produktif atau tidak relevan dengan fakta. Namun, bukan berarti mereka tidak berkontribusi  dalam perkembangan fisika. Justru sebaliknya, mereka ikut meletakkan dasar bagi lahirnya fisika modern.

Fisika bukanlah ilmu yang baru muncul di zaman modern. Fisika adalah ilmu yang sudah ada sejak zaman kuno dan terus berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Fisika adalah ilmu yang mencerminkan rasa ingin tahu dan kreativitas manusia dalam memahami alam semesta.

Para pemikir abad pertengahan tidak hanya tertarik pada sifat-sifat alamiah benda-benda, tetapi juga pada cara mereka berinteraksi satu sama lain. Mereka mengembangkan konsep-konsep seperti impuls, momentum, gaya, dan energi yang menjadi dasar bagi fisika modern. Mereka juga mencoba menjelaskan fenomena-fenomena seperti gerak, gravitasi, dan magnetisme dengan menggunakan prinsip-prinsip rasional dan empiris. Meskipun mereka tidak memiliki alat-alat pengukuran yang canggih atau metode-metode matematika yang kompleks, mereka berhasil mencapai pemahaman yang mendalam dan orisinal tentang dunia fisik.

Sumber: https://aeon.co/essays/how-medieval-thinkers-did-physics-without-knowing-it?

 

Lukas Luwarso

Add comment

Ukuran Huruf