ForSains

CAR T-cell, Pengobatan Kanker Terkini

Tahun 2005, ayahku terdeteksi mengidap kanker otak. Itu sebetulnya berasal dari Kanker Paru yang telah menyebar. Terlambat ketahuan. Mau dikemoterapi, ayahku tidak mau. Dioperasi juga percuma, anak sebar kanker bisa muncul lagi di lain tempat.

Bingung… Tidak ada obatnya. Dokter menyatakan :
“Secara statistik hanya 15% pasien seperti ayahku yang bisa bertahan lebih dari 1 tahun”.
Akhirnya ayahku hanya bisa bertahan 9 bulan. Sains belum bisa mengatasinya.

Kini … Lain lagi ceritanya.
Terapi CAR T-cell (Chimeric Antigen Receptor T-Cell) adalah pengobatan di mana sel-T dimodifikasi gen nya sehingga dapat mengenali, melekat pada sel kanker dan menghancurkannya.

Sel-T (salah satu jenis sel darah putih) yang berfungsi menghancurkan sel penginfeksi. Sel kanker tidak bisa dideteksi oleh sel-T karena berasal dari sel sehat yang bermutasi. Sel-T ini diambil dari tubuh pasien.

Sel-T dimodifikasi gen-nya hingga menjadi CAR T-cell yang bisa mengenali sel kanker.

CAR T-cell diperbanyak di laboratorium sebelum ditransfusikan kembali ke tubuh pasien agar bisa
– berbiak,
– menempel dan
– menghancurkan
sel kanker.

• Setelah sembuh, tubuh menyimpan beberapa cadangan sel-T sehingga jika ada infeksi lagi, tubuh dapat segera mengenali, memperbanyak dan menyerangnya.

Ini adalah terapi gen pertama yang disetujui oleh FDA dan menjanjikan era baru pengobatan kanker.

Berikut adalah rentetan penelitiannya :

• 1961
Ahli imunologi Jacques Miller, mengidentifikasi kelenjar timus sebagai tempat berkembangnya sel-T.

• 1973
Ilmuwan Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSK) melaporkan :
“Sel induk sumsum tulang dari donor bisa mengisi kembali sel darah pasien setelah kemoterapi. Sel-T dari donor bisa membunuh sel kanker pasien.”

• 1980-an
Peneliti Dr. Carl H. June MD, fokus pada Bone Marrow Transplant (BMT), yang digunakan untuk mengobati kanker darah. Dia mencari cara menghindari efek samping BMT (graft-vs-host), di mana sistem kekebalan donor akan menyerang pasien.

Dr. Carl June juga mulai mempelajari sel-T pada pasien dengan HIV dan AIDS. Dia berhasil :
– mengambil sel-T dari pasien AIDS,
– memperbanyak di laboratorium, dan
– mengembalikan pada pasien.

Momen “Eureka” datang ketika Dr. Carl June merawat pasien AIDS dengan CAR T-cell untuk HIV, yang ternyata sel² itu dapat bertahan hidup dan berkembang biak tanpa menyebarkan HIV.

• 1986
Steven Rosenberg mengobati pasien dengan Limfosit Infiltrasi Tumor. Sel² ini dikeluarkan dari tumor dan diperbanyak di laboratorium sebelum kemudian diberikan kembali kepada pasien dalam jumlah besar. Beberapa pasien sembuh dari kanker. Ini menandakan sel kekebalan seseorang dapat melawan kanker dalam tubuhnya.

• 1992
Dr. Michel Sadelain, ahli imunologi dari MSK, mulai menggunakan Rekayasa Genetika sel-T agar bisa mengenali dan menargetkan protein spesifik pada sel kanker.

• 1993
Ahli imunologi Zelig Eshhar dan Gideon Gross dari Israel, merekayasa sel-T dengan molekul Chimeric, bagian dari antibodi yang menyatu dengan reseptor sel-T.

• 1998
Dr. Michel Sadelain berhasil memasukkan molekul co-stimulator (CD28) ke dalam sel-T yang memungkinkan sel-T bertahan dan tetap aktif di dalam tubuh.

• 1999
Dr. Carl June bergabung ke Universitas Pennsylvania dan melanjutkan penelitian pengobatan Leukemia dengan teknologi yang dikembangkan pada penelitian HIV/AIDS.

2002
Tim MSK mengembangkan CAR T-cell yang ditargetkan pada antigen kanker prostat. CAR T-cell ini mampu
– bertahan hidup,
– berkembang biak, dan
– membunuh
sel Kanker Prostat di laboratorium.

• 2003
Dasar² imunoterapi ini dipadukan dengan hasil pemetaan genom manusia. Para ilmuwan mulai memahami korelasi gen terhadap sifat² dalam tubuh.

Dr. Michel Sadelain melaporkan bahwa CAR T-cell manusia yang ditambah CD19 dapat membunuh sel Leukemia pada tikus.

• 2009
Dr. Michel Sadelain dan Isabelle Riviere mempublikasikan rincian proses pembuatan CAR T-cell CD19, untuk digunakan pada pasien Leukemia Kemorefraktori.

• 2003~2010
Penn Medicine mengembangkan terapi CAR T-cell. Kanker menyebar dengan cepat karena dimulai dari sel² sehat yang bermutasi menjadi ganas. Sistem kekebalan akan gagal dalam mengenali kanker sebagai sesuatu benda asing yang layak untuk diserang.

Dengan terapi CAR T-cell, sel-T diajari mengenali sel kanker. Sel-T pasien dimodifikasi secara genetik untuk menemukan potongan kode biologis tertentu (sidik jari kanker). Ketika sel-T dikembalikan ke tubuh, mereka memburu dan menghancurkan semua sel dengan sidik jari dimaksud.

Bill Ludwig adalah pasien pertama yang diobati dengan CAR T-cell, sebagai bagian dari uji klinis di Penn’s Abramson Cancer Center. Bill telah berjuang melawan Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL) selama hampir 10 tahun dengan menjalani beberapa paket kemoterapi.

• 2010
David Porter MD, mendaftarkan Bill Ludwig sebagai relawan uji klinisnya. Bill akan menjadi pasien pertama penerima pengobatan.

– Dokter mengambil sel-T dari darah Bill dan mengirim sel² itu ke laboratorium Bruce Levine, PhD.

– Laboratorium memasukkan virus yang mengandung gen CAR ke dalam DNA sel-T sehingga menjadi CAR T-cell. Sel ini dengan reseptor barunya mampu membuat sel-T mengenali dan menghancurkan kanker.

– 2 Minggu kemudian, sel² telah berlipat ganda hingga 700 kali lipat.

– CAR T-cell ditransfusikan kembali pada Bill agar bisa tumbuh lebih cepat.

– Ketika CAR T-cell mengenali sel kanker, maka sistem kekebalan akan mereproduksi CAR T-cell.

– Bill menjadi sakit parah karena sindrom pelepasan sitokin (respon imun yang kuat yang menyebabkan demam tinggi, tekanan darah rendah, dan gejala² lainnya). Ini menandakan pasien merespons pengobatan dan akan mengembangkan protokol untuk mengobatinya.

“Sebulan setelah CAR T-cell dimasukkan, kanker hilang total”.

Bill tetap bebas kanker selama 11 tahun hingga meninggal karena COVID-19 pada Januari 2021.

• 2011
Ahli imunologi Dr. Carl June dan ahli hematologi David Porter melakukan pengobatan perdana pasien leukemia dengan CAR T-cell di University of Pennsylvania.

• 2012
Dr. Carl June dan dokter anak Stephan Grupp mengobati pasien dengan Leukemia Limfoblastik akut di Rumah Sakit Anak Philadelphia.

Semenjak itu, Ann B Barshinger Cancer Institute, Penn Medicine di Philadelphia telah mengobati ratusan pasien kanker dengan menggunakan terapi CAR T-cell.

• 2013
Dokter-ilmuwan MSK Renier Brentjens mempublikasikan hasil uji klinis menggunakan CAR T-cell CD19 pada orang dewasa dengan Leukemia Limfoblastik Akut (LLA).

• 2014
Dokter-ilmuwan MSK, Prasad Adusumilli menerbitkan hasil penelitian CAR T-cell yang dibuat untuk mengenali antigen pada tumor padat yang disebut Mesothelin.

• 2015
Ilmuwan MSK membangun CAR T-cell yang menghasilkan molekul lain yang disebut “CAR lapis baja”. Sel² ini sedang diuji untuk pengobatan Kanker Rahim.

• 2017
Dr. Sadelain dan rekan menunjukkan bahwa alat pengeditan genom CRISPR dapat digunakan untuk menempatkan CAR di lokasi genetik tertentu dalam sel T.

FDA menyetujui CAR T-cell dengan CD19 untuk pengobatan Leukemia Limfoblastik pada anak² dan pemuda.

Saat ini CAR T-cell dalam fasa uji klinis di seluruh dunia untuk variasi yang menargetkan banyak penyakit.

Uji klinis telah mengarah pada terapi untuk
– Limfoma,
– Leukemia dan
– Multiple Myeloma.

Mereka berharap dapat segera mengobati
– Glioblastoma (kanker otak) dan
– Tumor Padat lainnya.
—–
Begitulah kerja ilmuwan.
• Kerja keroyokan beberapa institusi penelitian.
• Kerja kolektif beberapa ilmuwan lintas generasi.
• Saling berbagi ilmu.
• Saling mendukung.
Buat sukses bersama memerangi kanker, demi meningkatkan usia harapan hidup Homo Sapiens.

Jakarta, Senin Kliwon, 22.08.22

꧋ꦤꦸꦂꦱꦺꦠꦲꦂꦢꦶꦥꦸꦠꦿꦤ꧀ꦠꦺꦴ꧉
(Nurseto Ardiputranto)
—–
Ref no.1 :
https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types/immunotherapy/t-cell-transfer-therapy

Ref no.2 :
https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cancer-in-general/treatment/immunotherapy/types/CAR-T-cell-therapy

Ref no.3 :
https://www.mskcc.org/timeline/car-t-timeline-progress

Ref no.4 :
https://www.lancastergeneralhealth.org/health-hub-home/2022/june/how-penn-medicine-pioneered-car-t-cell-therapy-to-treat-cancer

Nurseto Ardiputranto

2 comments

Ukuran Huruf