7 Tingkat atau lapis langit adalah istilah dalam Kosmologi Agama atau mitologi yang mengacu kepada 7 tingkat atau lapis langit. Sains menjelaskan bagaimana awalnya narasi langit 7 tingkat atau lapis itu diyakini umat beragama.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), langit secara harfiah memiliki arti :
“Ruang yang membentang luas di atas bumi, di mana matahari, bulan, dan bintang dapat terlihat.”
Menurut Ref.2, gagasan ini terdapat di dalam :
● Agama agama Mesopotamia kuno
● Agama Yahudi
● Agama Kristen
● Agama Islam
● Agama Hindu
● Agama Jainisme
Dari penelusuran referensi, ternyata :
● Zoroaster (1.100 SM) : tidak menyebutkan 7 tingkat langit
● Taurat (300 SM) : tidak menyebutkan 7 tingkat langit
● Zabur (300 SM) : tidak menyebutkan 7 tingkat langit
● Injil (33 M) : tidak menyebutkan 7 tingkat langit.
● Islam (656 M) : ada 3 ayat yang menyebutkan langit ada 7 tingkat :
○ QS. 23:17
○ QS. 41:12
○ QS. 71:15
Masing² dari ke 7 tingkat langit tersebut dihuni oleh :
○ Langit tingkat 1 : Nabi Adam AS.
○ Langit tingkat 2 : Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS.
○ Langit tingkat 3 : Nabi Yusuf AS.
○ Langit tingkat 4 : Nabi Idris.
○ Langit tingkat 5 : Nabi Harun.
○ Langit tingkat 6 : Nabi Musa AS.
○ Langit tingkat 7 : Nabi Ibrahim AS.
● 6.000 SM ~ 400 SM
Budaya Mesopotamia Kuno menganggap langit sebagai serangkaian kubah (biasanya 3, tetapi terkadang 7) yang menutupi Bumi yang datar. Setiap kubah terbuat dari jenis batu permata yang berbeda.
○ Kubah langit terendah terbuat dari jasper dan merupakan rumah bagi bintang-bintang.
○ Kubah langit tengah terbuat dari batu saggilmut dan merupakan tempat tinggal para Igigi.
○ Kubah langit tertinggi dan terluar terbuat dari batu luludānītu dan dipersonifikasikan sebagai An, dewa langit.
Benda benda langit disamakan dengan dewa dewi tertentu juga.
1. Planet Venus diyakini sebagai Inanna, dewi cinta, seks, dan perang.
2. Matahari adalah saudara laki – lakinya Utu , dewa keadilan.
3. Bulan adalah ayah mereka Nanna.
Manusia biasa tidak dapat pergi ke surga karena itu adalah tempat tinggal para dewa saja. Sebaliknya, setelah seseorang meninggal, jiwanya pergi ke Kur (kemudian dikenal sebagai Irkalla ), dunia bawah yang gelap dan berbayang, yang terletak jauh di bawah permukaan Bumi.
● 2.500 SM
Mantra Sumeria merujuk pada 7 surga dan 7 bumi. Salah satu mantra tersebut adalah :
“an-imin-bi ki-imin-bi” (langit berjumlah tujuh, bumi berjumlah tujuh)
● 800 SM ~ 600 SM
Gagasan atau kepercayaan bahwa kosmos tersusun atau bertingkat menjadi 7 langit kemungkinan besar tercetus pada masa Yunani Kuno yang merujuk 7 benda langit yang terlihat :
1. Merkurius
2. Venus
3. Mars
4. Jupiter
5. Saturnus
6. bulan
7. matahari
Masing masing dari 7 langit berhubungan dengan salah satu dari tujuh planet klasik yang dikenal di jaman itu.
Pengamat jaman dahulu memperhatikan bahwa ke 7 benda langit itu bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Ke 7 benda langit itu bergerak dalam pola teratur yang dapat diprediksi.
Mereka juga mengamati bahwa benda-benda di langit mempengaruhi benda benda di Bumi seperti :
○ Gerakan matahari memengaruhi perilaku tanaman.
○ Gerakan Bulan mempengaruhi pasang surut laut.
———-
Bagaimana menurut SAINS ?
Menurut sains, pemahaman kuno akan langit itu ternyata keliru.
1. Bumi berbentuk bulat, tidak datar.
2. Langit tidak bertingkat tingkat.
3. Di sekeliling bumi adalah ruang antar bintang yang sebagian besar hampa udara.
4. Semua gerak (orbit) material angkasa (meteor, asteroid, bulan, planet, bintang, galaksi dsb) itu tunduk pada :
○ Hukum Newton &
○ Hukum Gravitasi.
Demikianlah, SAINS telah memperbaiki pemahaman manusia akan alam semesta ini.
Jakarta, Jumat Kliwon, 20.09.24.
꧋ꦤꦸꦂꦱꦺꦠꦲꦂꦢꦶꦥꦸꦠꦿꦤ꧀ꦠꦺꦴ꧉
(Nurseto Ardiputranto)
———-
Ref.1 :
https://id.wikipedia.org/wiki/Langit
Ref.4 :
https://www.worldreligionnews.com/wp-content/uploads/2014/10/85acb7827abdbd83b2580f173ee2e784.jpg
Add comment